Sebagai penulis, saya ingin menyampaikan kepada Anda sebuah contoh skenario bisnis yang umum terjadi di mana departemen Controlling dan Production Logistics bekerja sama, namun dengan fokus objek biaya yang berbeda. Dalam konteks ini, rekan-rekan di Production Logistics menggunakan production order sebagai alat utama dalam menjalankan dan memantau proses produksi secara individual. Sementara itu, dari sudut pandang Controlling, fokus biaya tidak terletak pada setiap production order secara terpisah, melainkan pada product cost collector. Product cost collector ini berfungsi sebagai wadah untuk mengumpulkan seluruh biaya produksi suatu produk tertentu (dalam periode waktu tertentu), seperti yang telah kita siapkan sebelumnya (lihat : Apa itu Product Cost Collector Berbasis BOM dan Routing pada ERP SAP).
Untuk menjamin bahwa biaya yang timbul dalam setiap production order dapat diakumulasikan dengan benar ke dalam product cost collector yang relevan, langkah krusial adalah memastikan adanya keterkaitan yang tepat antara keduanya. Inilah mengapa pembuatan product cost collector menjadi penting sebagai langkah awal. Selanjutnya, ketika production order dibuat, kita perlu menggunakan jenis order yang telah dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga secara otomatis mengarahkan biaya yang terjadi ke product cost collector yang sudah ditentukan. Pendekatan ini selaras dengan konsep Product Cost by Period, di mana biaya dianalisis berdasarkan periode waktu, bukan per pesanan individual.
Meskipun konfigurasi sistem (Customizing) yang diperlukan telah diselesaikan, penting bagi kita untuk melakukan verifikasi ulang terhadap pengaturan jenis order yang digunakan, baik untuk Product Cost Collector itu sendiri maupun untuk Production Order. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa alur penetapan biaya berjalan sesuai yang diharapkan dan mendukung kebutuhan analisis biaya periodik yang dilakukan oleh departemen Controlling. Dengan demikian, kita dapat memiliki pandangan biaya produksi yang komprehensif dan akurat pada level produk, sambil tetap memungkinkan tim produksi untuk mengelola operasional mereka melalui production order.
Semoga Membantu,
Jika artikel ini bermanfaat, share dan cantumkan website ilmuprogram.com sebagai referensi nya.